Selasa, 20 Desember 2011

SINOPSIS BUKU HISTORIOGRAFI ISLAM BADRI YATIM


Synopsis Buku Historiografi Islam Pengarang Drs. H. Badri Yatim, M.A.
Dalam buku ini menjelaskan  pengertian Historiografi yang merupakan kata gabungan dari dua kata history yang berarti sejarah dan grafi yang berarti deskripsi atau penulisan. History berasal dari kata Yunani yaitu istoria yang berarti ilmu. Akan tetapi dalam perkembangan zaman, kata latin yang sama artinya yakni scientia lebih sering digunakan untuk menyebutkan pemamparan sistematis non-kronologis mengenai gejala alam, sedangkan kata istoria diperuntukkan bagi pemaparan mengenai gejala-gejala dalam urutan kronologis.
Kegunaan dan manfaat Historiografi diantaranya adalah: Untuk mengetahui pandangan, metode penelitian, dan metode penulisan sejarah yang dilakukan para sejarawan muslim di masa silam, sehingga dapat dilakukan kajian kritis terhadap karya-karya sejarah mereka. Kita tidak akan mampu melakukan kajian terhadapsumber-sumber sejarah Islam. Kita juga harus mengetahui latar belakan dan factor yang mendorong penulisan sejarah oleh sejarawan itu, pendapat-pendapat sejarah mereka, cara mereka meriwayatkan sejarah dalam tulisan.
kejayaan peradaban Islam, tidak ada bangsa lain yang menulis sejarah seperti kaum muslimin. Sejarawan muslim menulis ribuan buku besar dengan tema yang beragam. Tanpa mengenal dan melakukan studi kritis terhadap karya sejarawan muslim itu, sejarawan masa kini akan mengalami kesulitan dalam memanfaatkan sumber sejarah ivslam, melakukan kritik terhadap riwatnya, memisahkan yang kuat dari yang lemah, yang primer dari yang lemah, yang primer dari yang sekunder yang autentik dari yang palsu.
Penulisan sejarah di Arab-Islam dimulai dengan sejarah lisan. Di dalam sejarah lisan yang berkembang terselip mitos dan legenda, yang oleh karena itu bila dituangkan dalam tulisan, sejarah lisan itu lebih tepat dikatagorikan sebagai karya sastera ketimbang karya sejarah. Akan tetapi, penulisan sejarah dalam Islam itu dengan cepat berkembang dan melahirkan ribuan karya sejarah dalam tema yang sangat beragam. Perkembanganya mencerminkan perkembangan kebudayaan dan perbedaan Islam itu sendiri. Di Arab masa klasik dan pertengahan, pengaruh Islam sangat jelas. Perkembangan penulisan awal sejarah jelas-jelas dipengaruhi oleh perkembangan periwayatan hadist.
Sekarang di Arab Islam sejarah sudah mengambil ahli pengertian dan metode history. Pengambilahlian itu terjadi pada masa kembangkitan kembali penulisan sejarah setelah beberapa abad mengalami kemunduyran. Penulisan sejarah dengan cara barat itu disebut dengan penulisan sejarah modern.
Pengambilahlian metode penulisan sejarah modern berasal dari barat itu tentu saja sangat ditentukan oleh persentuhan efektif anatara Arab Islam dengan bangsa-bangsa barat. Bangsa Arab-Islam baru mengalami penjajahan barat akhir abad ke 18, yaitu pendudukan Napoleon di Mesir yang hanya berlangsung beberapa tahun saja, dan baru dijajah barat dalam gelombang yang besarsetelah perang Dunia Pertama. Penjajahan itu muncullah tulisan-tulisan sejarah yang dilakuakan oleh para orientalis.
Melihat perkebangan ilmu sejarah dalam Islam pada masa klasik dan pertengahan secara keseluruhan Nampak beberapa keistimewaannya yang membedakan mereka dari penulis sejarah di negeri-negeri lain pada masa yang sama, yaitu:
a.       Sebagian besar sejarawan muslim pada masa klasik bukan pegawai istana atau pemerintah. Mereka menulis sejarah karena mereka senang pada ilmu itu. Kalaupun ada sebagian mereka yang menjadi pejabat pegawai pemerintah, sebagian besar mereka menulis apa yang mereka mau, tanpa menunggu perintah. Oleh karena itu, mereka bebas mengeluarkan pendapat. Kebanyakan para sejarawan ini adalah juga ulama-ulama fiqh dan hadist.
b.      Keistimewaan kedua adalah dalam proses penyeleksian berita-berita tentang agma Islam khususnya kebenaran itu karena:
1.      Mereka tidak mengambil atau meriwayatkan berita itu kecuali dari orang-orang yang dapat dipercaya, dalam hal ini mereka menggunakan kritik yang digunakan ulama hadist dan fiqh dan riwayat-riwayat dengan jalur yang lain.
2.      Karena penemuan mereka tentang kalender yang sempurna mereka sampai-sampai member penaggalan pada suatu peristiwa dengan hari, bulan, dan tahun.
c.       Penulisan Sejarah Islam dengan segala bentuknya berjalan dengan cara yang sudah diketahui oleh sejarawan muslim. Bahasanya asalah Arab yang mudah, sederhana dan jelas. Peristiwanya digambarkan dengan terang dan hidup.
d.      Sesuai dengan perkembangan peradaban Islam, penulisan sejarah dalam Islam mengalami perkembangan, baik corak penulisannya, metode penelitian dan kritiknya, maupun dalam tema-temanya.
Dalam penulisan sejarah terdapat tiga aliran penulisan sejarah masa awal islam diantaranya:
a.       Aliran Yaman
Yaman adalah sebuah negeri yang terletak di bagian selatan Jazirah Arab, karena itu sering juga disebut sebagai Arab Selatan. Penduduk Yaman telah lama menulis peristiwa-peristiwa yang mereka alami. Mereka juga sudah pernah mengenal kalender sejak tahun 115 SM. Berita-berita penting yang diperoleh dari tulisan-tulisan yang ditemukan di tempat-tempat peribadatan mereka sebelum Islam, yang terpenting adalah diantaranya berita tentang runtuhnya bendungan Ma’arib yang menimbulkan banjir besar di negeri itu dan memaksa penduduknya hijrah ke hijaz, Tihamah, Nejd, Irak, Syria.
Riwayat-riwayat tentang Yaman dimasa lalu kebanyakan dalam bentuk hikayat yang isinya adalah cerita-cerita khayal dan dongeng-dongeng kesukuan. Penulis hikayat-hikayat yang banyak dikutip oleh sejarawan muslim yang terpenting diantaranya: Ka’b al-Ahbar, Wahb ibn Munabbih, dan Ubayd ibn Syariyah. Mereka bertiga dipandang sebagai tokoh aliran Yaman.
b.      Aliran Madinah
Perkembangan ilmu-ilmu keagama islam itu sendiri bermula di kota Madinah, karena kota ini merupakan ibukota Negara Islam pertama sampai berdirinya Dinasti Umawiyah yang menjadikan Damaskus, Syria, sebagai Ibukota Negara Islam. Ilmu pengetahuan yang pertama kali berkembang adalah ilmu hadist, karena melalui ilmu hadist inilah kaum muslimin pertama-tama mengetahui hukum-hukum islam, penafsiran al-Qur’an, sunnah Rasulullah dan para Sahabat, keteladanan Rasulullah.
Aliran sejarah yang muncul di Madinah kemudian disebut dengan aliran Madinah, yaitu aliran sejarah ilmiah yang mendalam, yang banyak memperhatikan al-maghazi (perang-perang yang dipimpin Rasulullah), dan biografi Nabi.
Sejalan dengan riwayat perkembangannya, para sejarawan dalam aliran ini terdiri dari para ahli hadist dan hukum Islam. Mereka itu adalah: Abdullah ibn al-Abbas, Sa’id al-Musayyab, Aban ibn Utsman ibn Affan, Syurahbil ibn Sa’ad, Urwah ibn Zubayr ibn al-Awwam, Ashim ibn Umar ibn Qatadah al-Zhafari, Muhammad ibn Muslim ibn Ubaidillah ibn Syihab al-Zuhri, dan Musa ibn Uqbah.
c.       Aliran Irak
Yang terakhir kali lahir adalah aliran Irak. Aliran ini lebih luas di bandingkan dengan dua aliran sebelumnya, karena memperhatikan arus sejarah sebelum Islam dari masa Islam sekaligus, dan sangat memperhatikan sejarah para Khalifah.
Kelahiran aliran ini tidak dapat lepas dari perkembangan budaya peradaban Arab. Perkembangan kebudayaan bangsa Arab itu sendiri toidak dapat di pisahkan dari aspek-aspek politik, social, dan budaya Islam yang tumbuh di kota-kota dan komunitas-komunitas baru.
Langkah pertama yang sangat menentukan perkembangan penulisan sejarah di Irak yang dilakukan oleh bangsa Arab adalah pembukuan tradisi lisan. Hal itu pertama kali dilakukan oleh Ubaidullah ibn Abi Rafi, sekretaris Ali ibn Abi Thalib ketika menjalankan Kekhalifahannya di Kuffah. Di samping itu, Ubaidullah telah menulis buku berjudul Qadhaya Amir al-Mu’minin Alayh al-Salam. Dann dipangdang sebagai sejarawan pertama dalam aliran Irak ini.
Namun para sejarawan aliran Irak ini, sebagaiman sejarawan Madinah, tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh ilmu hadist. Mereka tidak mungkin mengabaikan peraturan isnad dalam tulisan mereka, karena praktik-praktik penulisan sejarah yang dilakukan saat itu telah berada di bawah pengaruh para ahli hadist. Namun para sejarawan Irak ini menerapkan peraturan isnad dengan cara yang liberal, bahkan kadang-kadang tidak teliti. Ini mengakibatkan kita menemukan para penulis sejarah berangsur-angsur menyimpan dari peraturan periwayatan hadist.
Karena cangkupan informasi dan subyekn kajiannya lebih luas daripada kedua aliran sebelumnya, aliran Irak ini dapat dikatakan sebagai kebangkitan sebenarnya penulisan sejarah sebagi ilmu. Sejarah pada masa ini sudah mulai melepaskan diri dari pengaruh ilmu hadist, dan bersamaan dengan itu terlihat adanya upaya meninggalkan pengaruh pra-Islam yang mengandung banyak ketidak benaran, seperti dongeng-dongeng dan carita khayal. Aliran ini melahirkan sejarawan-sejarawan besar di masa kemudian, dan diikuti oleh hamper seluruh sejarawan yang dating kemudian.   
Semua karya-karya sejarawan muslim masa klasik itu, sekarang menjadi rukjukan yang sangat berharga bagi sejarawan-sejarawan sekarang ini. Tanpa melalui karya-karyanya mereka iotu, tidak seorangpun sejarawan yang mampu mengungkapan masa silam Islam.

1 komentar: